WKC


WKC adalah akronim dari Wahono Kost Community. Sebuah nama yang sejatinya berarti perkumpulan anak-anak rantau yang tinggal di kos-kosannya Pak Wahono. Namun dalam perjalanannya WKC lebih sering diasosiasikan sebagai nama tempat kos-kosan tersebut, bukan perkumpulannya.

Kos-kosan yang hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki ini terletak di pinggiran kota Jogja, tidak jauh dari Alun-alun Kidul. Keunggulan utama WKC dibanding kos lainnya adalah tarif yang sangat terjangkau. Aku tidak mau menyebut nominalnya, namun aku berani bertaruh jika WKC sangat berpeluang masuk nominasi 7 Tempat Kos dengan Harga Paling Murah Sedunia versi On The Stop!

WKC adalah tempat kos yang memiliki nuansa berbeda dengan tempat kos lainnya. Ketika tempat kos lain biasanya menawarkan semangat kebebasan sebagai produk utamanya, di WKC justru kebalikannya. Penyebabnya, WKC adalah tempat kos yang sebenarnya adalah rumah Pak Wahono sekeluarga. Jadi, karena tinggal seatap satu lantai dengan keluarga Pak Wahono maka kebebasan anak kos adalah hal yang fana. Meskipun ada juga beberapa kamar yang terletak di luar rumah, namun mau tidak mau mereka harus sering masuk keluar rumah karena kamar mandi terletak di dalam rumah. Ibarat sianida, anak kos WKC adalah Jessica, sementara tempat kos lainnya mewujud Mirna. (?)

Empat tahun kuliah di Jogja, empat tahun pula aku tinggal di WKC. That’s right, I’m a One-Kost-Man!! Empat tahun yang luar biasa, empat tahun yang nelangsa, empat tahun yang terlalu banyak tawa, empat tahun yang juga biasa saja.

Sebab otakku mempunyai kapasitas sangat terbatas, maka aku hanya akan menuliskan beberapa poin-poin penting tentang kisahku selama empat tahun tinggal di WKC. Aku mulai dari sekarang:

1.      Kronologikal histori.
Jujur, tahun pertama adalah tahun terbaikku. Tahun yang akan selalu kurindukan. Para senior dan dedengkot WKC yang asyik-asyik dan anggota baru seangkatanku yang berkepribadian luar biasa bertemu dalam satu titik. Adaptasi yang kukira akan memakan waktu lama ternyata adalah berita bohong, sebohong isu rokok lima puluh ribu. Dengan cepatnya aku bisa membaur dengan mereka-mereka. Banyak kekonyolan dan keseruan terjadi pada tahun ini yang sangat sulit dilupakan.

Memasuki tahun kedua, empat sekawan Magelang hampir bersamaan keluar dari WKC dengan alasan masa studi mereka sudah berakhir. Fase baru resmi dimulai. Frekuensi keasikan mulai menurun. Bukan karena orangnya, namun karena mereka yang baru masuk ini tergolong orang-orang sibuk jadi waktu mereka di kos sangat sedikit. Sehingga intensitas pergaulan dengan anak kos menjadi berkurang.

Tahun ketiga semakin menurun. Meski kekonyolan masih terjaga dan jadwal ngangkring masih terlaksana namun selebihnya adalah kekeringan, hahaha. Tahun keempat semakin suram. Hampir mati bosan karena pemain yang meramaikan suasana hanya itu-itu saja, hahaha. Tidak ada pembangkangan berarti.

Secara keseluruhan, empat tahun yang kujalani di WKC ini sangat menyenangkan. Namun dikarenakan tahun pertama berbagai aktifitas sangatlah meriah dan disitu aku masih sangat excited terhadap kehidupan-jauh-dari-keluarga-untuk-pertama-kali, maka tahun-tahun berikutnya pun menjadi kalah saing. Intinya, setiap tahun memiliki keseruan yang berbeda-beda.

2.      Never ending war against Ibuk Kost.
Sama dengan kos-kosan pada umumnya, musuh utama anak kos WKC adalah ibuk kost yang ‘galak’. Sebenarnya ibuk kosku orangnya baik, sangat baik malah, plus perhatian. Yang menjadi tidak baik adalah perbedaan prinsip antara kami, anak kos dengan ibuk kos. Inti permasalahannya, seperti yang sudah aku tulis di beberapa paragrap sebelumnya, WKC adalah rumah Pak Wahono sekeluarga dan sebagai penghuni yang merangkap pemilik, maka ibuk kos mempunyai aturan-aturannya sendiri, yang mana sering dilanggar oleh anak kost. Hahaha. Salah sedikit saja, ibuk kos dengan senang hati akan menyambal-terong kami. Beberapa masalah sepele ini menyebabkan perang antar anak kos versus ibuk kos ini tak pernah usai.

3.      Dinner.
Perlu aku jelaskan, di WKC sebenarnya sudah disediakan fasilitas makan di dalam kos. Maksudnya, dengan membayar tarif tambahan perbulan, anak kos sudah dapat makan tiga kali sehari. Namun ada beberapa yang memilih mencari makan sendiri di luar. Aku termasuk tim makan di luar. Bahkan sekalipun aku belum pernah makan di dalam. Alasanku, aku adalah perantau tanggung, jarak Magelang-Jogja yang hanya satu jam perjalanan menjadi terasa jauh untuk dilaju, tetapi terasa dekat untuk tidak mudik setiap akhir pekannya. Alhasil aku beserta beberapa anak kos lain memilih untuk bereksplorasi wisata kuliner di berbagai pelosok Jogja. Meskipun tempat yang dituju itu-itu saja asal kuantitas nasinya bisa bertahan minimal 12 jam.

Nah, yang menjadi persoalan abadi tim makan di luar adalah menentukan restoran mana yang akan dijadikan tempat pengisian bahan bakar perut. Pada prinsipnya, Senin sampai Kamis kami akan memilih warung makan yang murah meriah asal kenyang. Namun Kamis dan Jumat ketika uang saku masih tersisa, bisa dibilang itu adalah hari raya bagi kami. Hahaha.

Banyak sekali warung makan legendaries yang pernah menjadi langgankan kami seperti  Warung Makan Bu Berkah, Mak Siti, Bu Pras, Penyetan Handayani, Penyetan Indomaret, Bu Jono, Ayam Geprek Slamet, Mbok Moro, Cak Kun! Terima kasih telah mengenyangkan perut kami. Yu ar ma hiro!

4.      Aktifitas Paska Dinner
Sebab siang hari semua anak kos kuliah atau sekolah, maka pertemuan paling jamak terjadi pada malam hari. Bakda magrib setelah dinner selalu banyak kegiatan menarik yang bisa dilakukan. Di WKC aku mendapat pelajaran berharga bahwa, serumit apapun tugas yang diberikan dosen, sesulit apapun ujian besoknya, jangan pernah sekali-kali belajar atau sok-sokan mengerjakan tugas. Di WKC membuka Mikrosof Word pun sudah dianggap sebagai aib yang kadar dosanya selevel berzina dengan sesama jenis! Naudubillah!

Back to the point, kegiatan malam anak WKC bisa diklasifikasikan menjadi :

a.       Ngepes
Berolahraga jari di malam hari adalah jenis olahraga yang kusukai. PES 6 menjadi permainan legendaries karena pernah dimainkan di komputernya Haritz di tahun pertama, kemudian setelah komputernya wafat, beralih ke komputernya Heru, dan terakhir migrasi ke lapaknya Panji. Setelah Panji out, PES pun naik satu level ke PES 2013 yang seringkali dimainkan di laptopnya Imam, Habib, Dewo dan Azis. Namun bagiku yang bergelar pengepes sejati, venue pes paling asyik terjadi di lapangan netral dan terbuka, terutama di Semar. Lawan terbaik semasa ngepes bagiku adalah : Haris dan Panji. Sisanya ecek-ecek, terutama Habib. Heuheuheu.

b.      Futsal
Olahraga beneran yang juga menjadi pengisi kegiatan malam anak WKC. Meski tidak pernah serius tapi justru letak kenikmatannya terletak disitu. Futsal yang terlalu banyak tawa itu membuatku rindu. Terutama rindu melihat skill 99 nya Harits dan passing akuratnya Habib serta agresifitas Imam. Wow, kapan lagi bisa futsal gengs?

c.       Ngangkring
Sebagai anak kos, terlebih di Jogja, angkringan adalah destinasi wisata malam paling romantis, teruta,a di Angkringan Sigit. Aku berani bersumpah, angkringan mas Sigit adalah angkringan terbaik sejogja. Dekorasi tempat yang very nyeni disertai alunan musik-musik lirih melankolik menjadikan tempat ini sangat recommended. Aku dan anak kos sangat betah ngangkring disini. Kami dengan berani dan tak kenal malu sanggup menghabiskan berjam-jam malam hanya untuk mengobrol tak tentu di tempat ini, dengan hanya pesan kopi satu cangkir saja setiap orangnya!

d.      Kuliah malam hari
Sebagai anak kuliahan yang rajin, kami, anak WKC ini, sering merasa tidak rela apabila kuliah hanya selesai jam 5 sore. Sehingga kami sering melanjutkan perkuliahan di malam hari, dengan mata kuliah utama yaitu wifian sepuas-puasnyanya serta bermain pingpong selelah-lelahnya. Berangkat jam tujuh pulang jam satu. Atau justru menginap di kampus juga menjadi hal yang lumrah. Kenangan tak terlupakan: main pingpong dari jam 8 sampai jam 2 lalu pulang-pulang dikejar anjing.

e.       Klithikan
Tidak perlu diterangkan lagi, klithikan adalah pusat perbelanjaan favorit anak-anak WKC. Atau, tempat untuk bisa nonton sulap gratis favorit kami. Bahkan, ada satu anak WKC yang dengan selonya menyempatkan diri untuk belajar sulap disana beberapa menit. Pulang-pulang kemudian dia membagikan ilmunya. Lucunya, ternyata di youtube semua trik itu sudah ada. Lima puluh ribu yang sya-sya.

f.       Random activity
Kegiatan lain di malam hari yang biasanya dilakukan selain aktifitas diatas adalah, nonton tv, pokeran, catur, gitaran, ngepool (yang aku tidak pernah ikut), nonton film, dan kebanyakan ngobrol tak tentu.

Sebenarnya banyak keseruan-keseruan yang terjadi namun karena frekuensinya tergolong sering, maka aku menjadi lupa. Juga kalau diceritakan semuanya, aku yakin tidak akan ada yang tahan membaca sampai paragraph terakhir.

Kesimpulannya, aku yang empat tahun di Jogja ini tinggal di WKC merasa sangat beruntung pernah bertemu dan satu kos dengan kelen-kelen, gengs.

Agar kelak tidak lupa, aku akan mencoba mengabsen satu persatu teman satu kosku selama di WKC :
1.      Gundul pebisnis yang luar biasa
2.      Haris guru kehidupan paling konyol
3.      Ardian gondes yang menginspirasi
4.      Wawan manusia lurus yang bijaksana
5.      Heru produk paling cerdas dari UPY dan Purworejo
6.      Dedi manusia ramah yang menjerumuskanku ke KMIP
7.      Alif si manusia yang selalu bercinta setiap saat tanpa kenal tempat
8.      Panji rival sejati futsal dan ngepes
9.      Haritz manusia paling unik dan semi-cerdas
10.  Habib orang hebat pemuja Tsubasa yang bisa main instrument apa saja
11.  Kang Darohmin orang asik yang berbakat dalam hal pijat memijat
12.  Iwan si gitaris handal dan teman nonton reggae super konyol
13.  Rendi gitaris handal juga sih, tapi super misterius
14.  Azis teman sejati dan juga teman homo-homoan favorit
15.  Danang teman setipe dalam segala hal
16.  Iqbal tidak ada kenangan yang terekam selain gaya berjalanmu ketika mau mandi
17.  Ridwan aktifis luar biasa tapi sedikit konyol
18.  Imam gamers sejati nan baik hati
19.  Dewo calon perawat penyetok film
20.  Lukman orang asyik yang datang terlambat
21.  Sukron nyawa tim futsal WKC
22.  Geng abg seniman labil : Adi, Yoga, Ihsan, Gendut.


Hahaha. Semoga tidak ada yang terlewat.
Wow. Tulisan ini mendekati garis akhir dan aku baru sadar kalau aku sudah tidak lagi tinggal di WKC. Sialan!

Kepada kamarku yang sempit tak bereternit, dengan pintu yang selalu berdecit, aku pasti merindukanmu.
Kamar mandi WKC yang fenomenal, akhirnya aku tak lagi berurusan denganmu.
Paracetamol, terima kasih telah menyehatkanku selama di WKC.
Polisi tidur sepanjang jalan ke WKC, gudbai!!!
Ibuk Kos mari berdamai. Pak Kos terima kasih segala petuahmu. Bro Agung terima kasih telah membawaku ke petualangan baru.
Anak-anak WKC, segala kegilaan kalian semoga tidak akan hilang dari memoriku.
Trio dungu pengacau WKC (Aleks-Danang-Azis) kapan kita berbuat onar lagi?
Ardiyan, Gundul, Wawan, Kang Darohmin, dan Haritz yang sudah berumah tangga, gimana sih rasanya menikah?
Pertanyaan diatas sebenarnya ditujukan untuk menyindir seseorang yang satu angkatan dengan nama-nama diatas namun masih jomblo, hahaha, gimana sih rasanya melihat temen pada menikah sementara kitanya masih jomblo? Heuheu.
Habib dan Lukman, semoga kelanjutan pendidikan kalian terlaksana dan selesai sesuai rencana.
Rendi dan Iwan, semoga karier bermusik kalian berjalan mulus.
Panji dan Danang yang sedang berpetualang menjelajah Indonesia demi mencerdaskan anak bangsa, semoga ilmu bermanfaat dan pulang dengan selamat.
Imam, Alif, Rendi, semoga revision cepat acc
Dewo dan Sukron, semoga menjadi perawat yang benar benar bisa merawat.
Ridwan, semoga karier berpolitikmu cespleng
Mas Heru, masihkah kau secerdas dulu? Aku rindu analisismu tentang persepakbolaan tanah air.
Terakhir, untuk Mas Azis, kau adalah orang yang akan paling kurindukan! Ning ehm nganu zis, nganu, skripsimu garap disik, hahahaha.

Semuanya saja, I miss you to the hell and back.

Comments

  1. Serius ngakak baca ini meski panjang, gue baca sampe akhir. Shodaqollohul adziiim. Seneng banget elu sekarang nulisnya konsisten broh. WKC> GA WC aja? AHahhahaa

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts