QUARTER LIFE CRISIS
![]() |
http://thisissarahstory.com/tag/quarter-life-crisis/ |
Quarter Life Crisis ini bisa diartikan sebagai krisis kehidupan
di usia seprempat abad. Semua orang yang sedang hinggap di usia pertengahan dua
puluhan sudah barang tentu mengalaminya. Setelah sejak lahir sampai lulus
kuliah dirawat oleh orang tua, sekaranglah waktu yang tepat untuk menentukan
nasib sendiri. Di usia ini kita sudah dianggap dewasa. Dan dewasa, kata orang-orang, berarti bisa
hidup dari hasil keringat sendiri.
![]() |
http://www.jolitamo.com/drawings/Quarter-life-Crisis |
Krisis pertama biasanya berkaitan dengan pekerjaan. Sebagai
fresh graduate, kita ingin membuktikan bahwa uang kuliah yang sudah
digelontorkan orang tua tidak menguap sia-sia. Saking bingung melamar pekerjaan
yang cocok, kebanyakan orang di usia ini akhirnya bekerja di bidang yang justru
melenceng dari jurusan kuliahnya. Yang penting memiliki penghasilan. Meskipun untuk
makan sehari-hari masih pergi ke warung makan dapur ibunda.
Bahkan jika sudah memiliki pekerjaan pun orang di usia
ini masih akan kebingungan. Pertanyaan-pertanyaan semacam; sudah sesuaikah pekerjaan yang dimiliki sekarang ini? Apakah harus mencari pekerjaan lain lagi yang
dirasa lebih bagus? Atau apakah harus membuat gebrakan liar keluar dari pekerjaan
dan membuat usaha sendiri? Beserta pertanyaan-pertanyaan lain yang isinya
meragukan diri sendiri dan pekerjaan yang sedang dimiliki.
Mengapa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
pekerjaan itu begitu sering nongkrong di kepala? Tentu saja karena ada
masalah-masalah lain yang juga tengah dirasakan. Dari sekian banyak masalah,
satu hal yang paling mengganggu adalah urusan asmara.
Tak hanya berada di usia produktif untuk bekerja,
ternyata orang yang berada di usia ini juga sedang produktif dalam ikhwal
perkembangbiakan. Maka tidak aneh rasanya jika orang tua, tetangga, teman-teman
menanyakan pertanyaan andalan setiap berjumpa : Kapan nikah? Sudah ketemu
jodohnya belum? – yang kemudian diakhiri dengan pesan moral : jangan lama-lama,
nanti keburu diambil orang lho jodohnya! Atau kalau yang ditanyai masih jomblo,
maka akan diberikan kultum bahwa jodoh ada di tangan Tuhan dan kita harus
bersabar sambil berusaha mencari. Tidak menenangkan, mendengar pesan moral atau kultum tersebut,
justru membuat hati makin gusar.
Meminjam istilah jawa, umur selawe (dua puluh lima)
memiliki makna seneng-senenge lanang lan
wedhok (kasmarannya laki-laki dan perempuan). Cinta yang dirasakan oleh
orang di usia ini sudah harus memiliki tujuan. Dan kemana tujuan yang tepat untuk
orang yang saling mencintai? Tentu saja pernikahan. Maka dari itu, kegalauan
cinta paling tinggi dirasakan oleh orang-orang yang berada di usia ini.
Tidak hanya bingung mencari pasangan hidup,
kebingungan untuk menentukan apakah sudah waktunya menikah dan beranak-pinak
atau belum juga menjadi bahan pertimbangan. Sebab jika sudah yakin untuk
menikah, kita juga harus meyakini bahwa kita dan pasangan kita mampu
hidup-menghidupi.
Bahkan jika di usia ini anda sudah memiliki pekerjaan
dan sudah menikah, akan ada permasalahan lainnya yang lebih tinggi. Apa itu? Tempat
tinggal! Tidak segera memiliki rumah sendiri menjadi ketakutan paling
kelam orang yang sudah menikah. Bagaimana bisa disebut berumah tangga jika
rumah saja tidak punya? Apalahi harga perumahan yang selalu naik tiap hari Senin sangat sulit
dipahami tabungan rekening gabungan suami istri. Makin runtuhlah iman kita.
Apakah ada krisis lainnya lagi di usia pertengahan dua
puluhan ini? Tentu masih banyak. Tapi karena saya sedang sampai tahap kesulitan
mencari tempat tinggal ini, maka saya tidak akan menyebutkan krisis-krisis
lainnya. Atau memang karena saya sedang malas saja. Tapi saya pikir anda sudah tahu maksud saya.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah saya hanya ingin mengabarkan kepada anda bahwa di usia pertengahan dua puluh ini anda bebas untuk bersedih, menangis, kecewa, stres, merasa insecure, depresi dan perasaan-perasaan gelap lainnya. Tapi jangan takut! Anda tidak sendiri.
Saya rasa sudah banyak orang yang menceramahi anda tentang
kehidupan. Saya hanya ingin mengingatkan; Jangan terlalu iri atau merasa insecure jika anda melihat story teman-teman anda yang
sedang tertawa bahagia di kehidupannya. Sesunggguhnya mereka juga menyimpan
penderitaannya sendiri-sendiri.
Oh ya, sebelum saya akhiri tulisan ini saya jadi
teringat kartun kesukaan saya. Ternyata Patrick dan Spongebob sebenarnya sudah
memberi tahu kita bahwa quarter life crisis itu benar adanya dan
sungguh-sungguh mengganggu. Tapi apa yang si kuning dan si merah muda ini katakan? Mereka justru menertawakannya!
![]() |
https://id.pinterest.com/pin/285556432602796495/ |
Sebab 25 adalah angka yang sangat lucu, mari kita
menertawakannya sambil meratapi nasib kita.
![]() |
http://www.jolitamo.com/drawings/Quarter-life-Crisis |
Saya sudah 1 angka di atas 25 apakah berarti saya sudah melewati quarter life crisis??😅
ReplyDeletesaya ucapkan selamat kepada anda!!! tapi jangan senang dulu kisanak.. justru semakin bertambah usia anda, semakin tambah masalah anda!!!!
DeleteApa ada kata lain untuk masalah agar tidak terlalu menjadi beban?
Delete