LEGENDA CINTA RAHWANA#2
Yaps, ini adalah
kelanjutan kisah LEGENDA CINTA RAHWANA#1. Bagi
yang belum membaca cerita sebelumnya, silahkan buka tautan dibawah ini. LEGENDACINTA RAHWANA#1
Ini dia
kelanjutan ceritanya….
Sita yang diculik oleh Rahwana
lalu dibawa pulang ke negaranya, Alengka.
Di Alengka, Sita ditempatkan di Istana Ashoka. Tempat ini sangat indah
karena mempunyai taman bunga yang elok. Rahwana sebenarnya tidak bertujuan
membawa Sita ke Alengka. Niatnya hanya menyembunyikan Sita disuatu tempat untuk
mengerjai Rama. Namun karena terpesona dengan paras ayu Sita, Rahwana memutuskan
membawanya ke Alengka. Rahwana merasa Sita adalah titisan Vidavati, Dewi yang
dijanjikan Para Dewa kepadanya.
Rahwana jatuh hati kepada Sita.
Ia tanpa berpikir panjang mulai mendekati Sita. Mendatangi tempat persinggahan
Sita membawa ribuan rayuan maut untuk menghancurkan benteng pertahanan hati
Sita. Yang ada di pikiran Rahwana adalah Ia ingin mencintai Sita sebagai
dirinya sendiri, Raksasa yang terkenal liar, buas juga brutal. Dan iapun
senantiasa bersabar untuk menunggu Sita membalas cinta kasihnya.
Hari demi hari dilalui Rahwana
dengan selalu merayu Sita. Seandainya Rahwana sangat bernafsu untuk mendapatkan
cinta Sita bisa saja dirinya menyamar menjadi pangeran yang tampan, melebihi
Rama. Tetapi Rahwana tidak melakukannya. Itu bukan cinta jika dirinya tidak
menampakkan wujud asli dirinya dan kepribadiannya.
Bagaimana dengan Sita? Sita yang
awal mulanya sangat takut dan khawatir akan dilecehkan Rahwana justru
pelan-pelan mulai nyaman tinggal di Istana Ashoka. Ketika Rahwana pertama kali
mendatanginya, Sita hanya diam seribu bahasa sambil berdoa pangerannya akan
cepat menyelamatkannya seperti ketika Rama memenangkan sayembara dahulu.
Lama-kelamaan, yang ditunggu tidak kunjung datang, hati Sita mulai goyah.
Pikirannya tidak tenang. Satu pertanyaan yang selalu mengganggu tidurnya,
mengapa Rama tak kunjung datang menyelamatkannya?
Ditengah keputusasaan Sita
menunggu Rama, sedikit demi sedikit mulai muncullah rasa untuk Rahwana yang
setiap hari mendatanginya dan merayunya dengan kata-kata yang indah, dan bahasa
yang santun. Heran Sita terhadap Rahwana. Mengapa Rahwana tidak kunjung
menyerah karena Sita selalu menolaknya. Timbul rasa penasaran. Sedikit demi
sedikit Sita mulai membuka ruang hatinya untuk Rahwana. Hati wanita mana yang
tidak luluh dengan rayuan-rayuan Rahwana dan segala kerendahhatiannya.
Diam-diam Sita mulai bertanya-tanya tentang sosok Rahwana kepada rakyat
Alengka. Sita sangat kaget karena jawaban rakyat Alengka semuanya sama, Rahwana
adalah raja yang hebat dan bijaksana. Rakyat sangat terlindungi dengan adanya
Rahwana sebagai raja. Bahkan semua wanita di Alengka bermimpi untuk bisa
dipersunting sang Raja. Sita perlahan
mulai mengagumi raksasa yang selalu mengganggunya dengan kata-kata indah
dan perbincangan yang selalu membuat Sita sangat antusias dan senang karena
pengetahuan dan ilmu Rahwana yang setara para dewa. Juga ada sedikit rasa
bangga karena dirinya lah yang menjadi wanita pujaan Rahwana.
Tapi Sita tetaplah Sita. Istri
Rama. Sita setia menunggu kedatangan pahlawannya. Sebenarnya Sita tidak menolak
untuk diperistri Rahwana, akan tetapi Sita masih mencintai Rama. Setiap kali
Rahwana datang mengunjunginya timbulah pertempuran batin bagi Sita. Sebenarnya
satu kata saja yang dibutuhakan Rahwana, yaitu ‘ya’. Tapi Sita selalu berjuang
mati-matian untuk tidak mengatakannya. Sita menyembunyikan perasaannya kepada
Rahwana. Sekuat tenaga.
Ketika Rahwana sedang
khusyuk-khusyuknya mendekati Sita, Wibisana yang notabene adalah adik Rahwana
berusaha untuk merebut tahta kerajaan Alengka. Wibisana muak dengan Rahwana
yang lebih mementingkan Sita daripada kerajaannya. Akan tetapi niat jahat
Wibisana sudah tercium Rahwana, ia lalu mengusir Wibisana dari Alengka.
Sementara di pedalaman hutan.
Setelah Rama terperdaya kecerdikan Rahwana, Rama mulai bergerak untuk merebut
kembali Sita dari pelukan Rahwana. Rama yang diberitahu Jatayu bahwa Sita
dikurung di Alengka lalu berencana untuk menyerang Alengka. Hal pertama yang
direncanakan Rama adalah mencari bala tentara untuk mengepung Alengka. Rama
berjalan di hutan mencari bala tentara sambil tetap memegang teguh prinsipnya,
membantu resi yang sedang melakukan upacara pada dewa agar tidak diganggu
raksasa.
Di tengah perjalanannya, Rama
bertemu Sugriwa. Sugriwa sedang bertarung dengan Subali untuk memperebutkan
tahta Kiskenda. Rama membantu Sugriwa untuk bertarung melawan Subali,kakaknya.
Menang jumlah dan kekuatan Rama dan Sugriwa memenangkan pertarungan sengitnya
dengan Subali. Mereka lalu berseketu. Sugriwa akhirnya menjadi raja di
Kishkenda dan sebagai balasan pertolongan Rama, Sugriwa berniat membantu Rama
menyerang Alengka dibantu bala tentara wanara (kera) dari Kishkenda. Lalu
mereka berangkat menuju Alengka untuk merebut kembali Sita. Hanoman, si kera
putih jendral pasukan wanara yang memiliki kecepatan dan kelincahan tingkat
tinggi ditugaskan sebagai duta Rama untuk menjemput Sita. Hanoman pun berlari
secepat kilat menuju Alengka.
Hanoman sampai di Alengka. Ia
lalu mencari tempat ‘penyekapan’ Sita. Lalu dia kaget dengan segala kemewahan
yang ada di tempat penyekapan Sita. Teringat kembali misinya, Hanoman menemui
Sita diam-diam dan membujuk Sita untuk ikut bersamanya kembali ke pelukan Rama.
Tapi apa yang dikatakan Sita? Sita justru kecewa dan sedikit marah karena
setelah bertahun-tahun lamanya ‘ditawan’ Rahwana, Rama justru mengirim salah
satu pasukannya untuk menjemputnya. Sita menyuruh Hanuman untuk kembali dan
menghadap Rama dan berharap agar Rama sendirilah yang menjemputnya. Hanuman pun
kembali.
Di perjalanannya kembali, Hanuman
bertemu dengan Wibisana, adik Rahwana yang terusir. Hanuman mengajak Wibisana
untuk bergabung dengan pasukan Rama dan menyerang Alengka. Wibisana yang sakit
hati langsung menyetujuinya. Singkat cerita Wibisana bertemu dengan Rama dan
mereka berdua membicarakan strategi yang tepat untuk menyerang Alengka.
Wibisana yang tahu luar kepala tentang Alengka beserta kesatrianya, terutama
Rahwana lalu mebocorkan kelemahan-kelemahannya. Rencana sudah dibuat. Rama dan
pasukan mempercepat langkah mereka menuju Alengka.
Di Alengka, Rahwana masih belum
menyerah untuk merayu Sita. Sita masih teguh pada pendiriannya. Tapi Sita
menceritakan perihal kedatangan Hanuman dan rencana Rama yang akan menyerang
Alengka. Rahwana tidak takut dan semakin semangat untuk merayu Sita. Jika
memang perang tidak bisa terelakkan, aku akan berperang untuk mendapatkanmu
juga mempertahankan kerajaanku, ujar Rahwana. Sita semakin kagum dengan sifat
ksatria si Raksasa. Tetapi dia juga tidak mau pangerannya mati terbunuh oleh
Rahwana.
Sampai pada titik klimaks, pasukan
Rama tiba di Alengka. Bala tentara wanara pimpinan Rama menyerbu Alengka dari
belakang. Pasukan Alengka yang kaget dengan mudah dikalahkan pasukan Rama.
Pertempuran sengit terjadi antara ksatria Alengka dan tentara Rama. Pasukan
Rama yang mengetahui kelemahan para ksatria Alengka akhirnya memenangkan
pertarungan, walaupun harus menelan korban yang juga tak kalah banyaknya.
Rahwana
masih merayu Sita ketika pertarungan terjadi.
“Untuk terakhir kalinya, wahai
Sita sang rembulanku. Aku mencintaimu. Katakan padaku apa yang kau rasakan
terhadapku.”
“Sebenarnya aku juga memunyai
rasa untukmu. Akan tetapi aku sudah menikah dan menjadi istri Rama. Aku tidak
mau menyakiti hatinya. Jujur aku juga mencintaimu. Tapi aku juga mencintai
Rama. Salahkah aku dengan perasaan ini?”
Akhirnya kata yang
ditunggu-tunggu Rahwana terucap juga dari mulut Sita. Mendengar kata Sita
tersebut Rahwana sangat bahagia. Dia tidak pernah sebahagia ini, meski seisi
dunia sudah direngkuhnya. “Terima kasih telah mengatakannya. Aku sangat bahagia
mendengarnya. Sungguh. Engkau tidak salah dengan perasaanmu. Justru perasaan
seperti itulah yang membuatmu menjadi semakin manusia. Kau tidak salah.
Sekarang aku akan bertarung tanpa beban. Aku akan mempertahankan kerajaanku.”
Sita meski hatinya masih
berdebar-debar akhirnya lega juga dengan kejujurannya. Rahasia yang dia simpan
rapat-rapat akhirnya dia katakan juga. Ada rasa bahagia mendengar perkataan
Rahwana tapi dia menyembunyikannya. Sita merasa Rahwana perlu mendengar
kejujuran perasaannya, karena itu adalah hal yang adil melihat bagaimana
perjuangan Rahwana merayunya selama bertahun-tahun tanpa sekalipun menyentuhnya.
Di medan pertempuran, Rahwana bak
kesetanan bertarung dengan pasukan Rama. Ratusan tentara Rama dikalahkannya.
Sampailah pada puncak pertarungan antara Rama dan Rahwana. Mereka bertarung
dengan sengit. Sebenarnya Rahwana bisa mengalahkan Rama, akan tetapi dia masih
terganggu kata-kata Sita yang masih mencintai Rama. Rahwana takut pujaan
hatinya akan bersedih melihat Rama kalah atau mati ditangannya. Rahwana hanya
mengulur-ngulur waktu. Dia masih bingung. Rama yang kewalahan akhirnya
mengeluarkan jurus terakhirnya. Dia mengeluarkan panah sakti yang anak panahnya
akan mengikuti Rahwana lalu menancap di dada Rahwana. Tetapi Rahwana tidak
khawatir karena dia tahu panah itu tidak akan bisa membunuhnya. Rahwana hanya
terbang kesana kemari untuk mengulur waktu dengan panah yang masih mengikuti. Rahwana
terbang sampai ke sebuah gunung, lalu tiba-tiba gunung itu bergerak dan
menghimpit Rahwana. Rahwana kaget. Anak panah yang mengikuti Rahwana akhirnya
menusuk jantung Rahwana. Rahwana tiba-tiba mulai lemas dan terjatuh lalu
ditindih gunung yang ternyata adalah gunung ciptaan Sugriwa. Rahwana juga tidak
tahu bahwa anak panah yang menusuk jantungnya sudah diberi racun oleh Rama.
Akhirnya Rahwana mati tertindas gunung.
Rama dan pasukannya bersuka cita
karena pasukan Alengka juga sudah dikalahkan. Rama lalu menjemput Sita dan
mengajak Sita kembali ke Ayodhya. Wibisana yang sudah membantu Rama, akhirnya
diberi kekuasaan dan menjadi raja di Alengka. Sugriwa dan pasukannya kembali ke
Kishkenda. Sementara Hanuman memohon kepada Rama untuk dijadikan pengikutnya.
Sebuah kemenangan besar bagi Rama.
Apakah cerita ini berakhir
disini? Ternyata tidak. Sita masih menyimpan perasaannya untuk Rahwana. Apa
yang akan terjadi dengan kisah cinta Rama dan Sita selanjutnya? Tunggu kelanjutan
kisahnya…
#To
be continued,,,,,,,,
kasihan rahwana :') :d
ReplyDeleteya,, emang kasian banget tuh si Rahwana. tapi gapapa setidaknya cintanya tidak bertepuk sebelah tangan :)
ReplyDelete