My depressive notes


“Adakah tempat paling menyedihkan di dunia selain kepalaku?”
Januari belum genap setengah jalan tapi aku sudah ingin bertemu bulan selanjutnya. Ya walaupun aku tahu Februari tidak lebih baik dari Januari. Ada apa denganku? Kenapa setiap bulan aku seolah memikul beban berat di pundakku. Ketika semua masalah semakin menumpuk, aku selalu kabur. Aku bukan pecundang. Aku hanya bukanlah orang yang bisa mengatasi masalah tanpa menimbulkan masalah baru yang lebih buruk. Daripada keadaan semakin memanas, aku memilih berlari. Bukan pilihan terbaik memang. Setidaknya aku keluar dari masalah. Ups, aku baru sadar bukankah itu tipikal pecundang sejati. Ah aku tidak peduli.
Hai 2015 yang masih seumur jagung, aku pernah berjanji padamu untuk melakukan sesuatu yang hebat di tahunmu. Semoga aku tetap konsisten. Karena saat ini aku mulai meragukan diriku sendiri. Dan untuk kedua kalinya, aku baru sadar bukankah itu tipikal pecundang sejati. Aku mulai was-was.
Tahun lalu menjelang tahun selanjutnya, aku pada diriku pernah berikrar, ‘twenty fifteen will gonna be fuckin’ amazing. Just do your stuff and find your happiness. You deserve better!’ Tapi aku mulai berpikir. Aku mulai mundur. Aku tidak akan ada bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya. Pathetic lonesome kid.
Oke,, stop thinking. It will hurts eventually. Just fight that damn reality. It’s not dream. I’m not child anymore.  But again, for me fight is a huge word. I don’t know how to work that word. Such a coward!!!!!!!!!!!!!!!
Que sera sera,,, whatever will be, will be.
‘Jangan takut. Jangan takut. Jangan takut’ Aku selalu berusaha meyakinkan diriku.
‘Kau tidak sendirian. Kau tidak sendirian’ Aku mencoba mencari teman.
‘Kau pasti bahagia.’ Aku berlatih membohongi diriku sendiri.


***Hari ini aku memang kurang beruntung. Hari ini sedang hujan. Ketika aku sedang sedih. Aku membenci hujan. Aku akan selalu mencari pertanggungjawaban hujan atas semua kesedihanku. Hujan selalu menghasilkan rindu dan kenangan masa lalu. Tidak masalah jika hujan mengingatkanku kepada seseorang yang lalu membuat aku tersiksa hanya untuk melihat senyumnya lagi. Tapi hujan kali ini mengingatkanku tentang masa lalu. Masa lalu yang menyedihkan. Masa lalu yang tidak membanggakan. Jadilah aku menjadi manusia yang horror seperti ini. Aku berharap semua kenangan pahit masa lalu tumpah di malam ini. Agar aku tidak mengingatnya lagi. Agar aku tidak seperti ini lagi. 

Comments

  1. Yaah sedih gini tulisannya. Hmm..tapi agak sama ya. Aku kadang menyalahkan hujan kalo lagi sedih. Kebetulan, tadi aku nulis tentang gerimis, anaknya hujan.

    ReplyDelete
  2. Hmm, kasihan banget orang yg overthinker macam kita ya bang. Apalagi di masa-masa twenty-something, makin depresif aja.
    Stay awesome aja buat kita-kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju bro,, stay awesome till the end :))))))

      Delete
  3. Juga di-duapuluh-tahunku dengan pikiran macam-macam dan tambahan hujan malam, kurasa postingan ini teramat mewakili :"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita senasib kawan... Orang-orang sepi seperti kita sejatinya tidak pernah kesepian.

      Delete

Post a Comment

Popular Posts