IGNORIA
Meneladani para pujangga besar
yang beredar di setiap penjuru galaksi, aku juga ingin memulai tulisanku dengan
kalimat pembuka yang sangat luar biasa mempesona. Ya walaupun setelah kalimat
pembuka ini, kalimat-kalimatku selanjutnya akan terkesan seperti sampah
picisan. Tapi tak mengapa, aku tidak mau mempersoalkannya.
Baik, langsung kumulai saja.
Ada seorang gadis.
Ya, aku sudah menulisnya. Sebuah kalimat
pembuka yang menjadi favoritku. Ketika aku membaca semua tulisan yang intronya
menggunakan kalimat ini aku langsung jatuh cinta dengan keseluruhan tulisannya.
Bagiku, prolog semacam ini menjanjikan isi cerita yang luar biasa. Seolah sang
pengarang tidak sedang mengarang. Si penulis menulis dengan kesungguhan hatinya.
Sepertinya, memang benar ada seorang gadis yang sangat digandrunginya, gadis yang
merusak harinya kemudian memperbaikinya lagi, gadis yang meruntuhkan hatinya
kemudian membentuknya lagi, gadis yang merusak hidupnya, kemudian
membuatnya lagi. Gadis yang membuat si penulis tidak bisa tidur di malam
hari, seperti yang kurasakan malam ini.
Sekarang kulanjutkan ceritaku.
Namanya Ignoria. Aku sudah
mencintainya sejak lama. Tapi aku terlalu pengecut untuk mengutarakan
perasaanku. Entah karena takut apa yang akan terjadi selanjutnya setelah aku
mengatakan perasaanku, atau aku hanya takut dengan sebuah komitmen. Mungkin kedua-duanya.
Mungkin juga aku hanya terlalu pengecut. Masalahnya, dalam waktu yang bersamaan
aku juga menyukai gadis lain. Aku masih bingung dengan perasaanku. Aku adalah
orang yang mudah jatuh cinta.
Maksuku begini, aku sangat
menyukai karakter yang ada dalam setiap diri manusia. Pada dasarnya, aku sangat
menghargai kejujuran. Aku sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran karena aku
merasa aku adalah manusia yang tidak pernah bisa untuk jujur. Sepertinya jujur
adalah musuh bebuyutanku. Jadi jika ada perempuan yang jujur dengan dirinya,
kontan aku langsung menyukai perempuan itu. Meskipun sampai di sini, aku masih
bingung dengan kata jujur terhadap dirinya. Mungkin maksudku adalah perempuan
yang tidak pernah memakai topeng. Perempuan yang apa adanya. Yang tidak akan
pernah menjadi air. Yang tidak akan pernah menjadi angin. Yang tidak akan pernah
menjadi kapas. Perempuan yang hanya menjadi dirinya sendiri.
Kembali ke Ignoria. Bagiku, di
antara perempuan-perempuan yang kusukai, Ignoria adalah gadis yang selalu
muncul ke permukaan terlebih dahulu. Secara ajaib
dan tiba-tiba, gambar tentang wajahnya selalu muncul dalam otakku setiap aku memikirkan
sesuatu atau tidak sedang memikirkan sesuatu.
Memang aku akui, Ignoria adalah
gadis paling jujur yang pernah kutemui. Dia tidak seperti gadis lainnya.
Analoginya begini, ketika gadis-gadis lainnya sering memakai make-up, dia tidak
pernah. Ini hanya analogi. Di kehidupan nyata, dia beberapa kali pernah memakai
make-up, dan aku turut mengaguminya.
Ignoria tentu bukan nama asli.
Nama itu adalah nama samaran. Sebuah nama alias yang kuberikan padanya karena
aku terlalu pecundang untuk secara gamblang menyebutkan namanya. Masalahnya adalah
gadis Ignoria ini sangatlah misterius. Sampai sekarang aku mengenalnya, aku
masih tidak tahu sedikitpun tentang dirinya. Dia masih menjadi tanda tanya
paling menggemaskan di otakku.
Selain Ignoria, sebenarnya ada
juga beberapa perempuan yang sedang kusukai, tapi seperti yang kubilang
sebelumnya, aku hanya menyukai sepotong-potong karakter yang khas pada diri
perempuan itu. Sementara Ignoria, dia adalah keseluruhan karakter khas. Semua tentang
dia adalah kejutan.
Disini, aku hanya ingin mengatakan
bahwa aku jatuh cinta padanya. Ignoria, si gadis misterius.
Hei Ignoria.
Jika kau sedang membaca tulisanku
ini, ketahuilah satu hal dan hanya satu hal saja. Aku mencintaimu. Maaf karena
butuh waktu yang lama untuk menyadari rasa. Tapi dalam pembelaanku, bukankah
semua manusia butuh proses untuk sampai ke ujung kesimpulan.
Ignoria, aku punya beberapa penggal
sajak untukmu,
Aku mencintaimu tidak secara
tiba-tiba
Butuh waktu lama bagiku untuk
meraba
Bahwa kau adalah wanita paling
kudamba
Aku mencintaimu tidak secara
serta merta
Butuh waktu lama bagiku
mengumpulkan kata
Bahwa kau adalah wanita paling kucinta
Aku mencintaimu tidak secara
tergesa-gesa
Butuh waktu lama bagiku memahami
bahasa
Bahwa aku padamu adalah
kesungguhan rasa
(selesai ditulis malam jumat
kliwon pukul 2:42 WIB, 271115)
Semoga yaaa....
ReplyDeleteaminnnn
DeleteHemm... jarang sekali perempuan tanpa make up.. jujur
ReplyDeleteSemoga berakhir dengan bahagia :-)
aminn :D
Delete