LETTER TO JULLIET #2 : UNTUK MATAHARI MALAM


“Hello there…
The angel from my nightmare…
The shadow in the background of the morgue…
The unsuspecting victim…”
Hei matahari malam,
Kau tahu syair itu? Aku duga kau tidak tahu. Itu adalah petikan lirik lagu ‘I Miss You’ dari Blink 182. Aku sangat menyukai lagu itu. Saat ini, secuil lirik tersebut sudah cukup untuk mewakili perasaanku padamu. Aku rindu!
Aku ingin tahu bagaimana kabarmu. Jangan katakan padaku kau baik-baik saja. Aku benci dengan omong kosong itu. Kau tahu, saat aku menanyakan kabarmu itu berarti aku ingin mengetahui setiap hal yang kau lakukan dari pagi kau membuka mata sampai kembali tidurmu setiap harinya. Aku tidak akan meminta maaf jika kau merasa terganggu. Peduli atau tidak, aku akan selalu mempedulikanmu.
Hei,
Masih sanggupkah kau membaca suratku ini? Karena kemungkinan besar aku masih bisa menulis berlarik-larik cerita tentang betapa gilanya aku padamu. Atau. Kau ingin aku langsung melompat ke kesimpulan saja?
Oke, mari melompat ke garis finis sejenak.
Aku mencintaimu. Saat ini. Entah untuk sampai kapan. Yang ku tahu, aku sangat mempedulikanmu. Aku menikmati momen ini.
Tak masalah apa yang kau rasakan. Aku hanya seseorang yang sedang jatuh cinta padamu. Ini bukan berita baru dan aku jamin tidak akan pernah ada pengalihan isu.
Itulah kesimpulan surat ini. Aku mencintaimu. Jangan tanya kapan, mengapa dan bagaimana aku bisa masuk ke dalam perangkapmu. Aku bisu ketika menanggapi hal itu.
Sekarang. Aku tidak tahu bagaimana aku akan mengakhiri surat ini. Tapi jika kau penasaran apa yang kuinginkan ketika aku melihatmu setiap harinya, maka inilah jawabanku.
Aku ingin menjadi orang pertama yang kau cari ketika kau ingin mencurahkan perasaanmu. Aku ingin mendengar semua kisahmu. Mulai dari lagu apa yang akan kau putar ketika kau sedang bersedih, film apa yang sangat mempengaruhi hidupmu, buku apa yang kau baca berkali-kali namun tak pernah bosan untuk membukanya, bagaimana hubunganmu dengan keluargamu, lebih dekat ke ayah atau ibu, momen membahagiakan apa yang pernah kau alami dan menjadi titik balik arah hidupmu, warna apa yang kau benci ketika siang hari, aku ingin mendengar semuanya. Aku tidak akan pernah bosan. Aku tidak akan pernah bosan untuk mendengar semua kisahmu.

Saat ini, mungkin itu saja yang ingin kuungkapkan dalam surat ini. tetaplah menjadi dirimu karena aku tidak mempunyai ekspektasi apapun ketika aku menulis surat ini.

Dengan rindu yang kaku,
Aku,





Comments

  1. Hei, kukira kamu review film, ternyata ini beneran surat ya?
    Semoga julietmu segera sadar ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha,, bukan review,, ini mah tulisan ga jelas
      btw,, smoga saja,

      Delete
  2. sejenis pengaggum rahasi kah?
    kumpulan kata yang indah, bro pujangga.
    ini pasti nulisnya pake hati banget dah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. yoi boss,,
      makasih gann,,
      tapi ngetiknya masih pake tangan kok,, hahaha
      maksaih udah mampir

      Delete

Post a Comment

Popular Posts