PADA PAGI YANG RAMAI


Pada pagi yang ramai ini, aku sedang menjelma menjadi manusia tidak ramah. Aku membenci semua yang bergerak dan bersuara di sekitarku. Aku mengutuk semua kebisingan dan kebingungan yang berputar siklikal di otakku. Aku sedang tidak ramah. Namun aku juga tidak sedang marah. Aku hanya hampa. Aku kosong yang tak berisi.
Kemudian, secara diam-diam aku menyelinap kabur dari kerumunan. Sukses. Aku mengintip dari luar, kerumuanan itu masih stabil kebisingannya. Tidak seorangpun tahu kalau aku sudah tidak ada di sekitar mereka. Lega, aku sangat lega karena aku sudah tidak berada di tempat itu lagi. Tapi pikiranku tidak mau istirahat. Aku mengintip mereka lagi. Tidak ada perubahan sedikit pun. Kelegaanku jadi hilang. Berganti menjadi cemas. Aku heran kenapa tidak ada seorangpun yang mempedulikaku.
Sekarang, perasaanku lebih parah dari sebelumnya. Kekosongan itu berubah menjadi gelap yang menenggelamkan. Dalam otakku cuma ada satu kesimpulan : tidak ada seorang yang mempedulikanku.
Mungkinkah saat ini aku hanya butuh perhatian? Mungkinkah aku pura-pura menghilang agar ada yang menemukan? Mungkinkah aku tiba-tiba pergi agar ada yang mencari? Mungkinkah aku kosong agar ada yang mengisi? Lalu kemana aku yang dulu? Aku yang tidak butuh perhatian, aku yang tidak butuh menghilang, aku yang tidak butuh pergi, aku yang tidak pernah kosong.
Apakah aku yang dulu juga ikut mati semenjak kau pergi? Apakah bersamaan dengan kau tiada aku juga menjadi manusia yang berbeda? Apakah semenjak kau mati aku harus mengulang semua yang ada didiriku?
Mungkin juga aku hanya sedang kalut. Kebingungan. Kacau kehilangan pedoman. Balau kehilangan pegangan. Kenangan tiba-tiba menjadi minuman paling beracun yang ketika aku meminumnya seteguk saja aku tumpah menjadi tiada. Masa lalu ibarat heroin paling adiktif. Apa yang harus kulakukan, ?
Aku dan dunia sedang tidak bersahabat. Tidak ada lagi orang yang mau melindungiku ketika dunia sedang memusuhiku.



Comments

  1. Cobalah berbicara dengan seorang manusia yang tidak dikenal, yang ditemui secara acak di luar sana

    ReplyDelete
  2. Hmmmm, tenang mas bro, hidup berproses, mungkin kita cuma sedang menncari jati diri...

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, jati diri! masalah utama gue sejak dulu
      thengs udah mampir gan,,

      Delete
  3. Ramah dan marah, dua kata yang terangkai dari huruf yang sama tetapi memili arti berbeda.
    Cobalah berbagi, tetapi hanya diri sendiri yang mengerti bagaimana ekspresi itu. Kadang orang lain tidak mengerti dan hanya bisa berkomentar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu yang gue rasain banget,, pengennya sih sharing,, tapi ya gitu deh,, kebanyakan pd ga mau ngerti

      Delete
    2. Iya, karena pemikiran orang kan beda-beda. Jadi kadang lebih milih mendem kalau udah kayak gitu.

      Delete
    3. Yups,, banyak yang gue pendem dan emang kalo pengen banget buat ngebukanya ya palingan cuma bisa lewat blog ini,

      Delete
    4. wah iya nih sama.. haha.. :D

      Delete

Post a Comment

Popular Posts